MINERAL PAKAN
Ikan dalam komposisi zat gizinya juga membutuhkan mineral
dalam campuran pakannya agar ikan dapat tumbuh dengan baik. Mineral merupakan
unsur anorganik yang dibutuhkan oleh organisme perairan (ikan) untuk proses
hidupnya secara normal. Ikan sebagai organisme air mempunyai kemampuan untuk
menyerap beberapa unsur anorganik ini, tidak hanya dari makanannya saja tetapi
juga dari lingkungan. Jumlah mineral yang dibutuhkan oleh ikan adalah sangat
sedikit tetapi mempunyai fungsi yang sangat penting. Dalam penyusunan pakan
buatan mineral mix biasanya ditambahkan berkisar antara 2 – 5% dari total
jumlah baha baku dan bervariasa bergantung pada jenis ikan yang akan
mengkonsumsinya.
Walaupun sangat
sedikit yang dibutuhkan oleh ikan, mineral ini mempunyai fungsi yang sangat
utama dalam tubuh ikan antara lain adalah : Merupakan bagian terbesar dari
pembentukan struktur kerangka, tulang, gigi dan sisik. Mineral tertentu dalam
bentuk ion di dalam cairan tubuh dapat berperan untuk mempertahankan
keseimbangan asam basa serta regulasi pH dari darah dan cairan tubuh lainnya.
Adanya keterlibatan mineral dalam kerja sistem syaraf dan konstraksi otot
Merupakan komponen penting dalam hormon, vitamin, enzim dan pigmen pernafasan
atau sebagai kofaktor dalam metabolisme, katalis dan enzim aktivator. Berperan
dalam pemeliharaan tekanan osmotik dan juga mengatur pertukaran air dan larutan
dalam tubuh ikan. Berdasarkan banyaknya fungsi mineral dalam kehidupan ikan,
maka mineral merupakan salah satu bahan yang harus ada dalam komposisi pakan
ikan. Dan unsur mineral ini sangat essensial bagi kehidupan hewan, ikan dan
udang.
Unsur mineral essensial ini biasanya diklasifikasikan
menjadi dua grup berdasarkan konsentrasinya di dalam tubuh ikan, yaitu: mineral
makro dan mineral mikro. Mineral makro adalah mineral yang konsentrasinya dalam
tubuh organisme dibutuhkan dalam jumlah besar (lebih dari 100 mg/kg pakan
kering), yaitu:
1.
Calsium (Ca),
2.
Magnesium (Mg),
3.
Sodium (Na),
4.
Potassium (K),
5.
Phosphorus (P),
6.
Chlorine (Cl) dan
7.Sulphur (S).
Mineral
mikro adalah mineral yang konsentrasinya dalam tubuh setiap organisme dalam
jumlah sedikit(kurang dari 100 mg/kg pakan kering),yaitu :
1. Besi
(Fe),
2. Tembaga(Cu),
3. Mangan
(Mn),
4. Seng
(Zn),
5. Cobalt
(Co),
6. Molybdenum
(Mo),
7. Cromium
(Cr),
8. Selenium
(Se),
9. Fluorine
(F),
10. Iodine/Iodium
(I),
11. Nickel
(Ni) dan lain-lain.
Mineral
Makro
1.1.1. Calsium
(Ca)
Kalsium
merupakan unsur mineral makro yang didalam tubuh disimpan pada tulang, gigi dan
sebagian besar pada kulit dan kerangka tubuh. Peranan dan fungsi kalsium
didalam tubuh antara lain adalah sebagai komponen utama pembentuk tulang, gigi,
kulit serta sisik dan memelihara ketegaran kerangka tubuh, mengentalkan darah,
sebagai ”intracellular regulator” atau messenger yaitu membantu regulasi
aktivitas otot kerangka, jantung dan jaringan lainnya, konstraksi dan relaksasi
otot, membantu penyerapan vitamin B12, menjaga keseimbangan osmotik.
Pengambilan kalsium dari perairan oleh ikan digunakan
atas dasar untuk kegiatan struktural. Transpor Ca dari air oleh aliran darah ke
jaringan tulang dan kulit berlangsung secara cepat. Jumlah lemak dalam pakan
sangat berpengaruh dalam penyerapan Ca oleh usus. Pada kondisi abnormal, yaitu
penyerapan lemak terganggu maka Ca pun akan sedikit yang diserap. Hal ini dikarenakan asam
lemak yang tidak diseraap akan berikatan dengan Ca dan akan terbuang dalam
bentuk feses. Kandungan Ca dalam perairan sangat diperlukan untuk kehidupan
ikan.
Perairan dengan kandungan Ca rendah akan
berdampak buruk terhadap pertumbuhan dan mengganggu adaptasi pada saat kondisi
lingkungan berubah. Perairan yang kaya akan Ca akan meningkatkan toleransi
terhadap temperatur dan akan mengurangi keracunan akibat perbedaan dalam
pertumbuhannya yang dipelihara pada perairan dengan kandungan Ca 20 – 30 mg/l
(Ogino dan Takeda, 1978). Menurut Rumsey (1977) kebutuhan Ca untuk ikan
rainbowtrout menurunnya pH. Untuk perairan yang kandungan Ca rendah, pH rendah
dan kandungan alumunium tinggi tidak akan dihuni oleh ikan. Kandungan Ca yang
harus ada dalam pakan ikan sangat sulit untuk diterapkan secara pasti.
Sebagai contoh,
pada ikan rainbowtrout dengan bobot awal 1,2 g, antara ikan yang diberi Ca 0,3
g/kg dengan 3,4 g/kg ternyata tidak menunjukkan adanyapada perairan dengan
kalsium rendah (3 mg Ca/l) sama saja dengan yang dipelihara pada kandungan
kalsium tinggi (45 mg Ca/l) yaitu sebesar 2 g/kg dalam pakannya. Sedangkan
menurut Arai et al (1975) pemberian Ca sebanyak 2,4 g/kg merupakan kebutuhan
minimal yang harus dipertimbangkan, pemberian Ca sebanyak 11,5 – 14 g/kg akan
berakibat buruk terhadap laju pertumbuhan.
1.2.Phosphor (P)
Phosphor adalah komponen pembentuk kerangka tubuh dimana
tulang itu disusun oleh mineral P sebesar 16% dan Ca 37%. Selain itu phosphor
berfungsi dalampengaktifan proses metabolisme, komponen DNA, RNA, ATP dan
berbagai koenzim,pergerakan otot dan memelihara keseimbangan asam basa. Phosphor
yang diserap oleh tubuh berasal dari makanan
dalam bentuk ion fosfat. Penyerapan P oleh tubuh sangat
bergantung kepada kandungan P dan Ca dalam pakan. Tingginya kandungan P dalam
pakan akan berkorelasi terhadap peningkatan penyerapan P. Akan tetapi,
penyerapan P akan semakin menurun dengan meningkatnya kandungan Ca dalam pakan.
Sebagian besar kebutuhan P untuk membentuk jaringan struktur tubuh diperoleh
dari pakan. Ketersediaan P dalam air akan mengganggu penyerapan P dalam pakan
oleh tubuh. Pakan dengan kandungan Ca rendah dan P tinggi akan mendorong ikan
untuk mengambil Ca dari lingkungan perairan.
Kekurangan mineral
P pada pakan ikan dapat mengakibatkan pertumbuhan terhambat, proses pembentukan
tulang terganggu dan konversi pakan
menjadi meningkat. Kekurangan phosphor pada ikan mas mengakibatkan pertumbuhan
terganggu, nafsu makan menurun, tulang belakang bengkok dan rapuh serta
kandungan lemak dalam daging meningkat. Wilson et al (1982), melakukan
penelitian terhadap ikan channel catfish yang memperlihatkan bahwa peningkatan
P yang tersedia dalam makanan dari 0,07% menjadi 0,54% akan meningkatkan
pertambahan bobot relatif dari 135% menjadi 706% dan efisiensi pakan dari 36%
menjadi 99%. Tetapi bila kandungan P terus dinaikkan sampai 1,02% maka pertumbuhan
relatif akan turun dari 706% menjadi 620% dan efisiensi pakan akan turun dari
99% mejadi 90%.
1.3. Magnesium (Mg)
1.3. Magnesium (Mg)
Magnesium merupakan kofaktor bagi semua enzim yang
terlibat di dalam reaksi pemindahan fosfat (fosfokinase) yang menggunakan ATP
dan fosfat nukleotida yang lain sebagai substrat. Pada hewan vertebrata kurang
lebih 60% total magnesium tubuh berada dalam tulang, sebagian lagi terdapat
dalam bentuk mineral yang mengkristal dan berada dalam sel jaringan lunak.
Fungsi magnesium
bagi ikan dan udang adalah sebagai komponen esensial dalam menjaga homeostasis
intra dan ekstra seluler. Magnesium dalam tubuh diserap oleh usus halus dan
hanya sedikityang dieksresikan dan hampir seluruhnya diserap secara
sempurna.Penyerapan magnesium dalam tubuh dipengaruhi oleh masuknya magnesium
dalam usus, waktu singgah diusus, kecepatan penyerapan air, kadar kalsium
fosfat dan laktosa dalam pakan, sumber magnesium dan umur serta jenis ikan.
Kandungan
magnesium di dalam ikan jumlahnya relatif rendah dibandingkan dengan hewan
darat. Sebagian besar magnesium, kurang lebih 65%, berada dalam kerangka tubuh
ikan. Pada ikan mirrorcarp terdapat 340 – 3300 gram dimana kandungan terbesar
terdapat pada vertebrae sebesar 1,0 – 1,6 g/kg, pada otot 200 – 267 mg/kg dan
pada hati terdapat 62 – 203 mg/kg.
Konsentrasi
magnesium dalam perairan tawar sering tidak mencukupi untuk kebutuhan
metabolisme ikan, oleh karena itu pemberian mineral magnesium pada pakan untuk
pemeliharaan ikan air tawar sangat penting. Rendahnya suplai magnesium dalam
pakan dapat mengakibatkan nafsu makan berkurang, pertumbuhan dan aktivitas ikan
berkurang, kandungan Ca dan Mg dalam tubuh dan vertebrae akan berkurang. Selain
itu ikan akan memperlihatkan keabnormalan dalam pertumbuhan tulang. Pada ikan
trout telah diteliti oleh Cowey et al (1977) bahwa pertambahan bobot dan
penggunaan pakan pada ikan yang diberi pakan dengan kandungan Mg sebesar 1000
mg/kg jauh lebih baik dibandingkan dengan ikan trout yang hanya diberi Mg
sebesar 26 - 63 mg/kg.
Perbaikan kandungan
Mg dalam pakan akan berdampak terhadap peningkatan Mg dalam serum. Kekurangan
Mg pada kandungan Ca 26 dan 40 g/kg akan menyebabkan penyakit nephacalcinosis dan di dalam jaringan
otot akan meningkat kandungan Na yang dapat meningkatkan cairan ekstraseluler.Pada
ikan rainbow trout berukuran 16 gram atau 35 gram memerlukan Mg dalam pakan
sebesar 500 mg/kg .Jika kurang dari 500 mg/kg pakan maka dapat mengakibatkan
pertumbuhan lambat dan pakan menjadi tidak efisien. Sedangkan pada ikan yang
berukuran 21 gram yang dipelihara selama delapan minggu, kekurangan Mg dapat
mengakibatkan penurunan kandungan Mg pada plasma, otot dan tulang.
Berdasarkan hasil penelitian Satoh et al (1983) , pada
ikan trout yang tidak ditambahkan mineral Mg pada pakan buatannya menunjukkan
adanya gejala katarak sebesar 29%. Pada ikan Mas pemberian Mg sebesar 52 mg/kg
dapat meningkatkan kematian sebesar 16%. Selain itu pada ikan mas yang
dipelihara selama 83 hari dengan pakan kurang Mg menunjukkan peningkatan
terjadinya katarak sebesar 40%. Oleh karena itu pada ikan mas diestimasi
kebutuhan Mg dalam pakan berkisar antara 400 – 500 mg/kg.
1.4. Potassium (K)
1.4. Potassium (K)
Ion potassium (K) adalah elektrolit yang banyak dijumpai
dalam tubuh dalam bentuk ion terdisosiasi penuh dan merupakan partikel utama
yang bertanggungjawab dalam osmolaritas. Ion K ini akan mempengaruhi kelarutan
protein dan komponen lainnya. Ion K ini bersama-sama dengan natrium dan klorida
berperan secara fisiologis dalam memelihara keseimbangan air dan distribusinya,
memelihara keseimbangan osmotik normal, memelihara keseimbangan asam basa dan
memelihara iritabilitas otot.
Berdasarkan hasil
penelitian dari beberapa peneliti diketahui bahwa ikan air tawar dalam
pemenuhan ion K tidak banyak diambil dari lingkungan perairan, namun lebih
banyak diperoleh dari pakan. Apabila ion K dalam pakan kurang dari 1 mg/kg akan
menyebabkan penggunaan pakan tidak efisien, pertumbuhan lambat dan kematian
meningkat.
Pertumbuhan ikan dapat dicapai jika pada pakan ikan
mengandung ion K maksimum 800 mg/kg. Konsentrasi K dalam tubuh berkisar antara
600 – 800 mg/kg pakan.
1.5. Sodium (Na)
1.5. Sodium (Na)
Sodium seperti halnya potasium sangat penting perannya
dalam osmoregulasi dan keseimbangan asam basa ikan. Pada hewan darat sodium
yang berasal dari makanan akan diserap oleh tubuh secara cepat dan efisien dan
hanya sedikit sekali yang dikeluarkan melalui feses.Kekurangan sodium dapat
mengakibatkan dehidrasi, keletihan, anoeexia dan kram otot. Pemberian sodium
sebesar 2200 mg/kg pakan pada ikan rainbowtrout sudah mencukupi kebutuhan ikan
tersebut terhadap sodium. Tetapi dalam percobaan Salman dan Eddy (1988)
pemberian sodium sebesar 1000 –3000 mg/kg pakantidak memberikan perbedaan
pertambahan bobot .
1.6. Clorin (Cl)
1.6. Clorin (Cl)
Clorin berperan besar dalam aktivitas osmoregulasi.
Pertukaran klorin sebagian besar terjadi pada insang. Pada ikan air tawar
pengambilan klorin terjadi pada kondisi medium yang hipotonik, dengan cara
memompa NaCl melalui insangnya dan pengeluaran klorin dilakukan dalam bentuk
urin. Pada ikan air laut pengambilan klorin dilakukan dengan cara melakukan
banyak minum air laut sehingga klorin secara difusi ikut masuk kedalam tubuh
ikan. Selain itu ikan air laut bisa melakukan dengan cara memompa melalui
insang epithelium pada kondisi medium hipertonik.
Dalam kondisi
normal klorin dikeluarkan dalam bentuk urin pada jumlah yang sedikit, namun
pada kondisi stres ikan banyak mengeluarkan urin sehingga kehilangan NaCl cukup
besar. Klorin keluar dari tubuh melalui urin dan sedikit melalui feses.
Ketersediaan Cl di dalam air sangat menguntungkan untuk kehidupan ikan agar
mempunyai toleransi terhadap perubahan suhu. Pada ikan salmon yang dipelihara
dengan kandungan garam 1 – 1,5% memberikan pengaruh terhadap peningkatan food intake dan transportasi.
Pemberian garam pada
bahan pakan dari segi manfaatnya masih diperdebatkan. Hal ini dikarenakan dari
hasil penelitian memberikan hasil yang menunjukkan bahwa pemberian NaCl pada
pakan berakibat buruk pada penambahan bobot. Pemberian NaCl sebanyak 3% pada
pakan mengakibatkan pertambahan bobot hanya 85% dibandingkan dengan kontrol.
Padapenambahan NaCl sebanyak 6% memberikan pertambahan bobot sebesar 77%
sedangkan penambahan sebanyak 12% mengakibatkan pertambahan bobot sebesar 70%.
Hal ini dikarenakan NaCl pada tingkatan yang tinggi diserap dalam 24 jam yang
kelebihannya akan dikeluarkan kedalam perairan tawar pada sistem osmoregulasi
dalam urin hipoosmotik normal, sedangkan pada ikan laut pengambilan NaCl dalam
jumlah besar relatif sering terjadi pada berbagai kasus.
1.7. Besi (Fe)
Zat besi merupakan unsur mineral mikro yang paling banyak
terdapat dalam tubuh ikan dan manusia. Dalam makanan terdapat dua macam zat
besi, yaitu dalam bentuk heme dan non heme. Zat besi heme ditemukan dalam
bentuk hemoglobin dan zat besi non heme dalam otot yang disebut myoglobin.
Fungsi dan peranan zat besi dalam tubuh ikan antara lain
adalah Unsur yang sangat penting dalam pigmen darah (hemoglobin dan myoglobin)
Terlibat dalam pengangkutan oksigen dalam darah dan urat daging (otot) serta
pemindahan/transfer elektron dalam tubuh Unsur yang sangat penting dari variasi
sistem enzim, yang meliputi enzim katalase, enzim peroxidase, enzim xantin
oksidase, enzim aldehyde oxidase dan enzim succinic dehydrogenase. Ikan dapat
menyerap zat besi terlarut dari air melalui insang, sirip dan kulit.
Zat besi dalam
bentuk tereduksi, ion Fero (Fe ++) lebih mudah diserap karena lebih mudah larut
dalam cairan-cairan pencernaan. Penyerapan zat besi dalam saluran pencernaan
sangat dipengaruhi oleh kadar keasaman,pH atau keasamn lambung dan bagian atas
usus halus. Kekurangan zat besi pada ikan dapat membawa dampak yang merugikan
bagi ikan. Pada beberapa jenis ikan memberikan dampak yang berbeda, misalnya
pada ikan channel catfish dapat mengakibatkan pertumbuhan terhambat, konversi
pakan rendah, nafsu makan menurun dan abnormalitas.
1.8.
Seng (Zn)
Ikan mengakumulasi seng dari dua sumber, yaitu pakan dan
air, namun seng yang berasal dari pakan penyerapannya lebih efisien daripada
dari air. Seng di dalam tubuh organisme sangat berperan penting sebagai
kofaktor dari beberapa sistem enzim yng penting dalam proses metabolisme. Ikan dapat menyerap seng dari
insang, kulit dan sirip. Seperti unsur lainnya selain diperoleh dari lingkungan
perairan mineral seng perlu ditambahkan kedalam sumber makanannya agar
kebutuhan ikan akan mineral seng dapat terpenuhi. Mineral seng diserap dengan
bantuan proses difusi dalam duodenum dan jejenum bagian atas.
Zat-zat yang
membantu penyerapan mineral seng antara lain adalah asam amino terutama
histidin dan sistein, asam sitrat, monosakarida.Zn untuk setiap jenis ikan
berbeda, Pada ikan channel catfish dapat menyebabkan pertumbuhan menurun, nafsu
makan rendah dan menurunkan tingkat serum alkaline phosphatase. Pada ikan mas
menyebabkan pertumbuhan lambat, nafsu makan menurun, kematian tinggi, pengikisn
pada kulit dan sirip serta menaikkan kadar besi dan tembaga diusus dan
hepatopankreas.
Selain itu menurut Watanabe (1988) memperlihatkan bahwa
kekurangan seng pada Rainbow trout dapat menyebabkan pertumbuhan menurun,
mortalitas tinggi, pengikisan pada sirip dan kulit serta katarak pada mata dan
bentuk tubuh menjadi kerdil dan pendek. Pada Japanese eel akan menyebabkan
bentuk tubuh yang kerdil sedangkan pada channel catfish juga menyebabkan
pertumbuhan lambat serta anorexia.
1.9. Mangan (Mn)
1.9. Mangan (Mn)
Mangan pada ikan sangat berperan sebagai enzim aktivator
untuk enzim-enzim yang menjembatani transfer dari grup phosphatase, sebagai
komponen essensial dari enzim piruvate carboxylase, sebagai kofaktor atau
komponen kunci dari beberapa sistem enzim, mangan essensial untuk pembentukan
tulang, regenerasi sel darah merah, metabolisme karbohidrat dan siklus
reproduksi. kekurangan mineral mangan pada komposisi pakan ikan untuk setiap
jenis ikan biasanya berbeda, antara lain adalah ; berkurangnya pertumbuhan,
struktur tulang yang tidak normal pada ikan rainbow trout, carp dan tilapia,
rendahnya daya tetas dan jumla telur pada induk ikan, ataxia yaitu
ketidakmampuan tubuh untuk mengkoordinasikan gerakangerakan otot secara
sempurna serta menurunnya penampakan reproduksi. Kekurangan mangan pada pakan
dapat dilakukan dengan menambahkan kandungan mineral mangan dalam pakan dalam
bentuk mangan sulphat MnSO4) dan mangan klorida (MnCl2).
1.9. Tembaga (Cu)
Tembaga merupakan unsur essensial dari sistem
oksidasireduksi-enzim dan terlibat dalam metabolisme besi. Oleh karena itu
tembaga terlibat dalam sintesis hemoglobin dan produksi sel darah dan
perawatannya. Tembaga dibutuhkan untuk pembentukan pigmen melanin dan pigmen
pada kulit, untuk pembentukan tulang dan penghubung jaringan serta merawat
keseimbangan serabut myelin dari jaringan syaraf.
Mineral tembaga
yang diserap oleh hewan dan ikan sangat dipengaruhi oleh jumlah dan bentuk
kimiamineral tembaga yang diterima, kandungan beberapa ion metal lain dan
zat-zat organik serta umur. Dampak kekurangan tembaga pada ikan sebagai
organisme air jarang sekali terjadi karena mineral ini sudah cukup banyak
tersedia dalam air. Pada ikan dampak mineral tembaga yang sudah diamati adalah
kalau terjadi keracunan tembaga akibat terjadinya pencemaran lingkungan
perairan yang dapat mengakibatkan rusaknya insang, mengurangi pigmentasi dan
pertumbuhan lambat.
1.10. Cobalt (Co)
1.10. Cobalt (Co)
Mineral cobalt pada ikan diserap dari air disekitarnya
dan masuk melalui insang. Konsentrasi cobalt yang masuk kedalam tubuh ikan
sanagt dipengaruhi oleh suhu lingkungan dan konsentrasi kalsium, dimana dengan
meningkatnya suhu dan kalsium dilingkungan akan meningkatkan konsentrasi
cobalt.
Cobalt mempunyai
fungsi dan peranan pada ikan antara lain adalah merupakan komponen integral
dari Cyanocobalamin (vitamin B12), sangat dibutuhkan untuk sintesa microflom
pada saluran usus serta sangat penting untuk pembentukan sel darah merah dan
perawatan jaringan syaraf, Cobalt juga berfungsi sebagai agen kegiatan untuk
sistem variasi enzim. Penyerapan mineral cobalt oleh ikan akan meningkat jika
tubuh kekurangan dan diserap dalam usus halus.
Cobalt yang
diserap secara normal tidak selalu dalam bentuk vitamin B12, hanya 1/10 – 1/12
cobalt pada tubuh dalam bentuk vitamin. Kebutuhan mineral cobalt oleh ikan
berkisar antara 1 – 6 mg/kg pakan. Meningkatnya kandungan cobalt pada tubuh
ikan rainbow trout dapat menyebabkan racun dan meningkatkan haemorrhages pada
saluran pencernaan dan pola putih pada sel darah. Selama masa perkembangan
embrio telur ikan rainbow trout kebutuhancobalt
meningkat.
Yodium (I)
Yodium (I)
Yodium adalah komponen integral dari hormon thyroid dan sangat
penting untuk sintesis hormon thyroid, yaitu Triiodothyronine (T3) dan
thyroxine (Tetra iodothyronine/ T4). Yodium berfungsi untuk mengatur laju
metabolisme seluruh proses ke dalam tubuh. Ikan memperoleh yodium dari air
melalui pompa brachial dan makanan.
Jumlah total yodium yang terkandung dalam kelnjar thyroid adalah 70 – 80%.
Yodium terdapat dalam saluran pencernaan dalam bentuk ion
I- dan diserap secara sempurna dalam lambung dan usus,kemudian ditransport ke
kelenjar thyroid dan diubah dalam bentuk yodium inorganik yaitu Monoiodotirosin,
Diodotirosin, Triiodothyronine (T3) dan thyroxine (Tetra iodothyronine/ T4)
serta komponen-komponen organik yang mengandung yodium. Yodium yang tertangkap
oleh kelenjar thyroid akan disimpan dalam bentuk Tiraglobulin merupakan protein
yang mengandung yodium.
Kebutuhan ikan akan yodium berkisar antara 1 – 5 mg/kg
pakan. Dampak kekurangan yodium pada ikan brook trout mengakibatkan thyroid
hyperflasia(pembengkakan pada kelenjar thyroid) bentuk tubuh kerdil dan pertumbuhan
terhambat.
Selenium (Se)
Selenium (Se)
Selenium adalah bagian yang melengkapi dari enzim
Glutation Peroksidase yaitu suatu enzim yang merubah hydrogen peroxide dan
lemak hydroperoxides ke dalam air dan lemak alkohol secara berurutan. Enzim ini
berfungsi melindungi sel dari pengaruh peroxides, Enzim ini bersama-sama dengan
vitamin E berfungsi sebagai antioksidan biologis yang melindungipolyunsaturated
phospholipid di dalam sel dan sub sel membran dari kerusakan peroksidatif.
Selenium diserap
oleh ikan dari makanan dan lingkungan perairan melalui jalur gastrointestinal.
Duodenum merupakan daerah penyerapan utama mineral ini dan akan berikatan pada
protein dalam bentuk asam amino yang mengandung ikatan sulfur. Selenium yang
berikatan dengan protein ini akan ditransport kedalam plasma darah dan jaringan
lainnya. Pada ikan selenium sangat dibutuhkan untuk mencegah penyakit otot
menyusut (muscular dystrophy). Kebutuhan selenium untuk mengoptimalkan
pertumbuhan dan memaksimalkan aktivitas glutathione peroxidase adalah 0,15 –
0,28 mg/kg untuk ikan rainbowtrout dan 0,25 mg/kg untuk ikan channel catfish.
Pada ikan rainbow trout dan channel catfish kekurangan selenium pat
mengakibatkan depresi pertumbuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar