Ancaman utama yang tercatat adalah: pembangunan
daerah pesisir, polusi laut, sedimentasi dan pencemaran dari darat, overfishing
(penangkapan sumberdaya berlebih), destruktif fishing (penangkapan
ikan dengan cara merusak), dan pemutihan karang ( coral
bleaching ) akibat pemanasan global.
Dalam beberapa tahun terakhir tekanan terhadap
terumbu karang semakin bervariasi dan juga semakin meningkat secara kuantitas
maupun kualitas. Kejadian gempa bumi yang melanda lautan Indonesia pada
2004 juga mengakibatkan kerusakan pada terumbu namun tidak dapat dibandingkan
dengan kerusakan yang disebabkan oleh manusia. Dampak langsung dari perubahan
iklim juga semakin banyak terjadi pada banyak terumbu karang. Dari analisis
diperkirakan pada 2015, sekitar 50% populasi dunia hidup di sepanjang pesisir,
sebuah bahaya yang sangat besar terhadap masa depan terumbu karang. Peningkatan
kebutuhan pangan, komersialisasi aktifitas perikanan, dan krisis ekonomi global
akan berujung pada penangkapan berlebih dan penurunan stok perikanan terutama
di negara-negara miskin.
Untuk mengatasi tantangan ini, kita semua perlu
bekerja bersama. Dan terlibat dalam konservasi bisa dimulai dari hal yang
sangat mudah, dan tidak njelimet. Mulai dari hal-hal sederhana yang bisa kita
lakukan sendiri, bergabung dengan gerakan-gerakan sukarela, atau dengan
terlibat langsung di kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan konservasi
Banyak juga sebenarnya inisiatif dan upaya-upaya
yang cukup komprehensif untuk konservasi, yang sudah dilakukan banyak pihak
yang bisa menginspirasi kita semua.
Tentang Terumbu Karang
Terumbu karang di dunia
diperkirakan mencapai 284,300 km2. Terumbu karang dan ekosistem lain yang
terkait, seperti padang
lamun, rumput laut dan mangove adalah ekosistem laut terkaya di dunia. Wilayah
Indonesia mempunyai sekitar 18% terumbu karang dunia, dengan keanekaragaman
hayati tertinggi di dunia (lebih dari 18% terumbu karang dunia, serta lebih
dari 2500 jenis
ikan, 590 jenis karang batu, 2500 jenis Moluska, dan 1500 jenis
udang-udangan).
Terumbu karang di Indonesia memberikan keuntungan
pendapatan sebesar US$1,6 milyar/tahun. Nilai keseluruhan pelayanan dan sumber
dayanya sendiri diperkirakan mencapai setidaknya US$ 61,9 milyar/tahun.
Terumbu karang adalah struktur hidup yang
terbesar dan tertua di dunia. Untuk sampai ke kondisi yang sekarang, terumbu
karang membutuhkan waktu berjuta tahun. Tergantung dari jenis, dan kondisi
perairannya, terumbu karang umumnya hanya tumbuh beberapa mm saja per tahunnya.
Yang ada di perairan Indonesia
saat ini paling tidak mulai terbentuk sejak 450 juta tahun silam.
Terdapat ribuan spesies yang hidup di kawasan
terumbu karang. Namun hanya sebagian yang menghasilkan kalsium karbonat
pembentuk terumbu. Organisme pembentuk terumbu yang terpenting adalah hewan
karang.
Karang adalah bentukan hewan kecil yang hidup
dalam semacam cawan yang terbentuk dari kalsium karbonat (lihat gambar) yang
biasa disebut polip karang. Jutaan polip-polip ini membentuk struktur dasar
dari terumbu karang.
Hewan karang hidup bersimbiosis dengan alga
bersel satu yang disebut zooxanthellae. Zooxanthellae merupakan jenis alga
dinoflagelata berwana coklat dan kuning, yang dinyatakan sebagai Symbiodinium
microadriaticum. Alga ini juga hidup bersimbiosis dengan hewan-hewan lain
di terumbu karang, seperti, kima raksasa (Tridacna spp), anemon laut
dan coelenterata lainnya.
Hewan karang mempunyai tentakel (tangan-tangan)
untuk menangkap plankton sebagai sumber makanannya, Namun, sumber nutrisi utama
hewan karang sebenarnya berasal dari proses fotosintesa zooxanthellae (hampir
98%). Selain itu, zooxanthellae memberi warna pada hewan karang yang sebenarnya
hampir transparan. Timbal baliknya, karang menyediakan tempat tinggal dan
berlindung bagi sang alga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar