Kata “asam”
dan “basa” untuk tanah sangat erat kaitannya dengan reaksi tanah, yang
dilambangkan dengan satuan pH (potential of hydrogen), yaitu derajat keasaman
tanah. Reaksi ini perlu dijelaskan karena kesuksesan budidaya tanaman sangat
dipengaruhi oleh derajat keasaman tanah itu sendiri.
Tanah bisa diibaratkan sebagai makanan, kelezatannya sangat tergantung pada
garam, walaupun makanan itu bergizi tinggi bila kekurangan atau kelebihan garam
tentunya membuat selera makan menurun, karena rasanya kurang lezat.
Demikian juga dengan tanah, walaupun mungkin telah diberikan pupuk yang cukup
tapi kalau tanahnya terlalu asam atau terlalu basa maka pupukpun tidak terserap
dengan baik oleh tanaman, namun karena tanah di Indonesia kebanyakan mendekati
netral maka hal ini kurang diperhatikan.
Sebelum melakukan pengapuran sebaiknya kita lakukan terlebih dahulu pengukuran
terhadap keasaman tanah yang kita budidayakan, pengukuran ini bisa dilakukan
dengan kertas lakmus, soil tester, ataupun pH tester, namun alat yang terahir
ini adalah alat yang paling sering digunakan, karena alat ini termasuk alat
yang sederhana dan cukup murah harganya, hanya beberapa puluh ribu saja.
PengertianAsam
dan Basa
Keasaman
tanah dientukan dengan kepekatan ion hidrogen yan berada dalam tanah tersebut.
Bila kepekatan ion hidrogen dalam tanah tinggi, maka tanah tersebut disebut
asam, bila kepekatan ion hidrogen terlalu rendah maka tanah tersebut dalam
kondisi basa. Dalam kondisi ini ion OH- lebih tinggi daripada H+.
SEbenarnya kau di bahas lebih dalam rasanya tak cukup tempat untuk
menjelaskannya, namun secara sederhana angka pH berkisar antara 1 sampai
14.untuk angka 1 tanah pada, tanah pada kepekatan ini sangat asam, sementara
untuk angka 14 menandakan kalau tanah dalam keadaan sangt basa. Diantara
kisaran1 samapi 14 tersebut ada reaksi yang bersifat netral atau normal, nilai
pH tersebut adalah 7. Oleh karena angka 7 ini disebut netral, maka
semakin kurang dari 7 semakin asam, dan semakin lebih dari 7 dikategorikan
semakin basa.
Dalam
budi daya tanaman, reaksi tanah yang disukai adalah netral, namun dalam
prakteknya tanah yang ditanami tidak harus netral atau ber-pH 7, Ini disebabkan
setiap jenis tanaman tidak selalu membutuh kan netral, ada yang suka agak asam,
ada juga yang suka agak basa.
Macam-macam
Kapur pertanian
Kapur pertanian adalah kapur yang berasal dari batuan kapur, yang banyak
dijumpai di Indonesia . Batuan kapur ini banyak mengandung kalsium dan
magnesium yang sifatnya mampu menetralkan aluminium.
Dipasaran dapat dijumpai 3 macam jenis kapur.
1.
Kapur Tohor
yaitu jenis kapur yang pembuatannya melui proses pembakaran. Kapur ini sering
disebut dengan kapur prtanian. Secara ilmiah kapur ini disebut calsium
oksida(CaO)
2.
Kapur tembok.
Merupakan jenis kapur hasil pembakaran pada kapur tohor, yang kemudian
ditambahkan dengan air yang dalam bahasa kimianya disebut calsium hidroksida.
3.
Kapur
karbonat. merupakan kapur yang bukan melaui proses pembakaran tetapi
digiling langsung, kapur karbonat ini ada dua macam, yaitu kalsit dan dolomit.
Untuk kapur kalsit mengandung kalsium oksida 47%, dan kalsium karbonatnya 85%.
Sementara untuk dolomit mengandung kalsium oksida dan magnesium oksida 47%
serta kalsium karbonat dan magnesium karbonatnya85%.
Dosis Dolomit
pH Tanah
|
Dosis Dolomit (ton/ha)
|
4.0
|
10.25
|
4.1
|
9.76
|
4.2
|
9.28
|
4.3
|
8.82
|
4.4
|
8.34
|
4.5
|
7.87
|
4.6
|
7.39
|
4.7
|
6.91
|
4.8
|
6.45
|
4.9
|
5.98
|
5.0
|
5.49
|
5.1
|
5.02
|
5.2
|
4.54
|
5.3
|
4.08
|
5.4
|
3.60
|
5.5
|
3.12
|
5.6
|
2.65
|
5.7
|
2.17
|
5.8
|
1.69
|
5.9
|
1.23
|
6.0
|
0.75
|
Derajat
keasaman Tanah dan Kesesuaiannya Dengan
Masing-masing Tanaman
Tanaman
|
pH Optimum
|
Padi
|
5-6.5
|
Jagung
|
5.5-7
|
Kedelai
|
6-7
|
Kacang Tanah
|
5.5-6.5
|
Tebu
|
6-8
|
Tomat
|
5.5-7.5
|
Cabai
|
5.5-6.5
|
Tenbakau
|
5-6
|
Kubis
|
5.5-7.5
|
Seledri
|
6-7
|
Nanas
|
6-8
|
Pisang
|
6-7.5
|
Pengapuran dasar kolam sebaiknya dilakukan setelah pengolahan tanah. Pada saat
tanah dibalikkan dan sambil menunggu kering tanah dasar, penebaran kapur dapat
dilakukan. Pengapuran merupakan salah satu upaya untuk mempertahankan
kestabilan keasaman (pH) tanah dan air, sekaligus memberantas hama penyakit
dalam kolam budidaya ikan. Jenis kapur yang digunakan untuk pengapuran kolam
ada beberapa macam diantaranya adalah kapur pertanian, yaitu kapur carbonat :
CaCO3 atau [CaMg(CO3)]2, dan kapur tohor / kapur aktif (CaO).
Kapur
pertanian yang biasa digunakan adalah kapur karbonat yaitu kapur yang bahannya
dari batuan kapur tanpa lewat proses pembakaran tapi langsung digiling. Kapur
pertanian ada dua yaitu Kalsit dan Dolomit. Kalsit bahan bakunya lebih banyak
mengandung karbonat, magnesiumnya sedikit (CaCO3), sedangkan dolomit bahan
bakunya banyak mengandung kalsium karbonat dan magnesium karbonat [CaMg(CO3)]2,
Dolomit merupakan kapur karbonat yang dimanfaatkan untuk mengapur lahan
kolam budidaya ikan bertanah masam. Kapur tohor adalah kapur yang pembuatannya
lewat proses pembakaran. Kapur ini dikenal dengan nama kapur sirih, bahannya
adalah batuan tohor dari gunung dan kulit kerang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar